Rabu, 24 Oktober 2012

Tips Menghilangkan Bekas Jerawat

Diposting oleh Ayoe Ritma di Rabu, Oktober 24, 2012 3 komentar
Dengan Jeruk Nipis Dalam jeruk nipis ada vitamin B1, belerang, asam sitrun, glikosida, damar, minyak atsiri, asam amino, asam sitrat, minyak terbang, dan lainnya. Penggunaan jeruk nipis untuk wajah dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut, awalnya jeruk nipis dipotong dua bagian. Setelah itu air jeruk nipis diperas, bisa untuk diminum tetapi juga bisa dicamp...ur dengan madu untuk masker wajah. Setelah jeruk diperas, kulit dengan sisa daging yang ada bisa dipakai dengan digosokkan pada wajah. Kandungan air jeruk nipis bisa mengurangi minyak di wajah, kalau masker campuran madu ada antiseptiknya untuk bersihkan jerawat Selamat mencoba :)
Read More..

Selasa, 09 Oktober 2012

Do'a ku hari ini

Diposting oleh Ayoe Ritma di Selasa, Oktober 09, 2012 0 komentar
Bismillaahirrahmanirrahiim... Di bawah langit-Mu aku memulai kehidupan di pagi ini... Di atas bumi-Mu aku melangkahi setiap tapak kehidupan... Menelusuri jejak rezeki yang Kau taburkan di ranah-Mu... Meresapi tabir nyawa di batas-batas keanggunan-Mu... Tiada alasan untuk aku hilangkan rasa syukur sedetik pun bagi-Mu... Bagaimanapun jua, nyawa yang sedetik ini adalah pemberian-Mu... Ya Rabbana... Jadikanlah kami orang-orang yang mampu bersyukur atas gulungan kehidupan ini... Jadikanlah kami orang yang senantiasa tawakkal kepada-Mu... Jadikanlah kami orang yang selalu taat pada perintah-Mu... ~♥ Aamiin..... Allahumma Aamiin ♥~ Read More..

Renungan Rp.20.000 Untuk Sang Ayah

Diposting oleh Ayoe Ritma di Selasa, Oktober 09, 2012 1 komentar
Seorang pria pulang kantor terlambat, dalam keadaan lelah danpenat, saat menemukan anak lelakinya yang berumur 5 tahun menyambutnya di depan pintu. “Ayah, boleh aku tanyakan satu hal?” “Tentu, ada apa?” “Ayah, berapa rupiah ayah peroleh tiap jamnya?” “Itu bukan urusanmu. Mengapa kau tanyakan soal itu?” kata si lelaki dengan marah. “Saya cuma mau tahu. Tolong beritahu saya, berapa rupiah ayah peroleh dalam satu jam?” si kecil memohon. “Baiklah, kalau kau tetap ingin mengetahuinya. Ayah mendapatkanRp 20 ribu tiap jamnya.”“Oh,” sahut si kecil, dengan kepala menunduk. Tak lama kemudian ia mendongakkan kepala, dan berkata pada ayahnya, “Yah, boleh aku pinjam uang Rp 10 ribu?” Si ayah tambah marah, “Kalau kamu tanya-tanya soal itu hanya supaya dapat meminjam uang dari ayah agar dapat jajan sembarangan atau membeli mainan, pergi sana kekamarmu, dan tidur. Sungguh keterlaluan. Ayah bekerja begitu keras berjam-jam setiap hari, ayah tak punya waktu untuk perengek begitu.” Si kecil pergi ke kamarnya dengan sedih dan menutup pintu. Si ayah duduk dan merasa makin jengkel pada pertanyaan anak lelakinya. Betapa kurang ajarnya ia menanyakan hal itu hanya untuk mendapatkan uang? Sekitar sejam kemudian, ketika lelaki itu mulai tenang, ia berpikir barangkali ia terlalu keras pada si anak. Barangkali ada keperluan yang penting hingga anaknya memerlukan uang Rp 10 ribu darinya, toh ia tak sering-sering meminta uang. Lelaki itu pun beranjak ke pintu kamar si kecil danmembukanya. “Kau tertidur, Nak?” ia bertanya. “Tidak, Yah, aku terjaga,” jawab si anak. “Setelah ayah pikir-pikir, barangkali tadi ayah terlalu keras padamu,” kata si ayah. “Hari ini ayah begitu repot dan sibuk, dan ayah melampiaskannya padamu. Ini uang Rp 10 ribu yang kau perlukan.” Si bocah laki-laki itu duduk dengan sumringah, tersenyum, dan berseru,“Oh, ayah, terima kasih.” Lalu, sambil menguak bantal tempatnya biasa tidur, si kecil mengambil beberapa lembar uang yang tampak kumal dan lecek. Melihat anaknya ternyata telah memiliki uang, si ayah kembali naik pitam. Si kecil tampak menghitung-hitung uangnya. “Kalau kamu sudah punya uang sendiri, kenapa minta lagi?” gerutu ayahnya. “Karena uangku belum cukup, tapi sekarang sudah.” jawab si kecil. “Ayah, sekarang aku punya Rp 20 ribu. Boleh aku membeli waktu ayah barang satu jam? Pulanglah satu jam lebih awal besok, aku ingin makan malam bersamamu. Read More..

Minggu, 07 Oktober 2012

Do'a Siangku

Diposting oleh Ayoe Ritma di Minggu, Oktober 07, 2012 0 komentar
Ya Allah... Limpahkanlah rizkimu pada kami di hari ini, Mudahkanlah langkah kami untuk menggapai pintu rizki-Mu, Ya Allah... Limpahkanlah ampunan-Mu jikalau kami salah dalam melangkah, Tegurlah kami dengan kuasa-Mu, Wahai Yang Maha Membolak-balikk an hati, Tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu, Kabulkanlah segala doa kami, Berikanlah kami ridho-Mu agar kami dapat berkumpul besama parakekasih-Mu di syurga nanti, Ya Allah... Engkau yang menggengam nyawa-nyawa kami, Panjangkan lah umur kami, Untuk bertaqwa kepada-Mu, Untuk beribadah kepada-Mu, Ya Allah Yang memiliki cinta sejati, Sampaikanlah shalawat serta salam kami pada junjungan kami Muhammad Shollallohu'ala ihi wasallam, Dan kumpulkanlah kami bersama beliau di syurga nanti... Aamiin ya Rabbal alaamiin… Read More..

Jumat, 05 Oktober 2012

Bidadari Surga Ust. Jefri Al-Buchori

Diposting oleh Ayoe Ritma di Jumat, Oktober 05, 2012 4 komentar
Setiap manusia punya rasa cinta, yang mesti dijaga kesuciaanya namun ada kala insan tak berdaya, saat dusta mampir bertahta kuinginkan dia, yang punya setia. Yang mampu menjaga kemurniaanya. Saat ku tak ada, ku jauh darinya, amanah pun jadi penjaganya *Hatimu tempat berlindungku, dari kejahatan syahwatku Tuhanku merestui itu, dijadikan engkau istriku Engkaulah..... Bidadari Surgaku Tiada yang memahami, sgala kekuranganku kecuali kamu, bidadariku Maafkanlah aku dengan kebodohanku yang tak bisa membimbing dirimu *Hatimu tempat berlindungku, dari kejahatan syahwatku Tuhanku merestui itu, dijadikan engkau istriku Engkaulah..... Bidadari Surgaku Read More..

Kamis, 04 Oktober 2012

Cara Allah Memberi Rizki

Diposting oleh Ayoe Ritma di Kamis, Oktober 04, 2012 1 komentar
Andaikata, uang kita diambil satu bagian, lalu dikembalikan sebanyak tujuh belas kali lipat, maukah kita? Andaikata, yang mengambil tidak memberitahu lebih dahulu, kalau nantinya akan dibayar dengan berlipat ganda, maukah kita? Marilah kita ikuti pengalaman nyata seorang bapak muda yang cukup menarik untuk dikaji. Sebutlah Pak A. Sekitar 14 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1988, seorang muda yang baru dikarunia seorang anak, is bekerja sambil menyelesaikan kuliahnya yang tinggal sebentar lagi selesai. Gaji yang didapatkan dari pekerjaannya itu setiap bulannya dapat dikatakan sangat tidak cukup untuk biaya hidupnya beserta istri dan seorang anak kecilnya. Suatu hari yang “naas” ia pulang dari kerjanya. Dengan penuh gembira ia membawa pulang gaji pertamanya yang sebesar Rp. 40.000,- (Empat puluh ribu rupiah). Dengan perasaan bangga dan penuh dengan rasa gembira ingin ditunjukkannya hasil kerjanya itu kepada istri tercintanya. Ingin sekali ia cepat-cepat sampai di rumah dan dengan uang itu ia ingin belanja bersama istri dan anaknya, maklum gaji pertama adalah gaji yang mempunyai nilai “historis” tinggi. Setelah sampai di rumah apa yang terjadi? Ternyata dompet yang berisi gaji satu bulan tersebut sudah tidak ada di saku celananya alias kecopetan ketika ia pulang dari tempat kerjanya. Bisa dibayangkan betapa sedih, kecewa dan bingungnya ia ketika itu. Andaikata bisa, mungkin ia akan menangis sejadi-jadinya. Bahkan mungkin ia akan protes kepada tuhan yang telah “mengijinkan” peristiwa itu terjadi. Karena ia telah bekerja dengan keringatnya tanpa kenal lelah dengan penghasilan yang halal demi keluarga tercinta. Waktu satu bulan sungguh terasa sangat lama untuk menunggu gaji tersebut. Tapi apa mau dikata gaji pertamanya sudah harus ia relakan untuk tidak ia miliki saat itu. Bagaimana jika peristiwa itu terjadi pada diri kita? Sanggupkah kita menerimanya dengan ikhlas? Apa yang ia lakukan selanjutnya? Ia duduk terdiam tanpa bisa berkata apa-apa sambil memandang istri dan anaknya, mengapa hal ini harus terjadi pada dirinya? Dalam kondisi seperti itu dengan hati terasa pedih ia mencoba tegar dan berpikir praktis. Biarlah uangnya hilang, toh peristiwa sudah terjadi, mau diapa lagi….?” Akhirnya diambilnya keputusan untuk tetap berusaha kalau-kalau dompet tersebut masih mungkin untuk ditemukan, walaupun secara logika sangat kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kembali uangnya tersebut. Ia berusaha mengambil hikmah dari kejadian itu meskipun dengan perasaan yang tidak karuan sedihnya. Keputusan segera diambilnya, yaitu tetap berusaha untuk mencoba mendapatkan kembali dompetnya karena di dalamnya ada beberapa surat berharga, diantaranya stnk kendaraan bermotor, ktp, dan beberapa surat penting lainnya. Akhirnya untuk mendapatkan kembali surat-surat yang hilang tersebut ia menulis surat pembaca pada sebuah surat kabar, yang intinya: biarlah uang itu hilang, asal surat-suratnya dapat kembali, dan ia berharap jika ada orang yang menemukan dompet itu, ia minta tolong agar di antarkan ke alamat yang tertera dalam ktp tersebut. Apa yang dilakukan hari-hari berikutnya? Setiap hari ia membaca surat kabar, kalau-kalau ada berita tentang dompetnya yang hilang. Ketemukah dompet tersebut? ternyata tidak! Lalu dimanakah keindahannya peristiwa itu? Keindahannya ialah terletak pada keharusannya ia membaca surat kabar tersebut. Seolah-olah Allah menyuruh dia untuk membaca surat kabar setiap hari, dengan cara “mengijinkan” seseorang untuk mengambil dompetnya… Lalu apa yang terjadi hari berikutnya? Dengan membaca surat kabar setiap hari, tanpa terasa suatu saat ia menemukan suatu tulisan pada disiplin ilmu yang dikuasainya yang menurut pendapatnya hal itu kurang tepat, akhirnya ia mencoba menulis untuk mengulas dan menyanggahnya. Waktu berjalan dengan cepat. Ia telah lupa pada dompetnya yang hilang, dan saat itu ia asyik menulis sesuai dengan kemampuannya yang sesuai pula dengan disiplin ilmunya. Hal ini berlangsung beberapa bulan sejak terjadinya peristiwa naas tersebut. Selanjutnya ia sering menulis dan menanggapi tulisan orang lain sampai berulang-ulang sehingga ia menjadi seorang penulis. Meskipun masih pemula, pada surat kabar tersebut. Lalu? Karena kemampuannya menulis dinilai cukup baik, oleh pimpinan perusahaan ia dipanggil dan ditawari untuk bekerja diperusahaan tersebut dengan gaji pertama Rp 750.000,- Tujuh belas kali lipat lebih tinggi dibanding uangnya yang telah hilang waktu itu. Itulah rupanya jawaban Allah atas kejadian yang menimpa seseorang, bila sabar menerimanya. Allah “meminjam” 1 bagian, dan kini dikembalikan menjadi tujuh belas kali lipat lebih. Waktu berjalan terus tanpa terasa, dan pada saat saya menulis ini, ia telah mencapai sukses gemilang dengan penghasilan yang ribuan kali lipat dibanding uang yang hilang dulu. Apakah ini merupakan puncak keindahan dari peristiwa yang terjadi di hari “naas” itu, atau bahkan Allah Yang Maha kuasa akan menunjukkan pada sesuatu yang lebih indah lagi….wallahu’alam. Yang pasti, ukuran sukses yang paling besar adalah hati yang damai, dan bahagia yang tercapai. Saya yakin setiap orang pernah mengalami kejadian yang senada dengan kejadian diatas. Hanya saja mungkin skala dan situasinya yang berbeda. Marilah kita renungkan perjalanan hidup kita masing-masing, pasti kita pernah mengalami suatu kejadian, dimana kejadian tersebut kita sangka sesuatu yang menyusahkan, merugikan, dan menyedihkan. Tetapi hal itu akan berubah menjadi sesuatu yang indah, apabila seseorang sabar menerimanya. Akhirnya muncullah hikmah yang sangat besar yang tiada tersangka sebelumnya. Sungguh, Allah Maha Perencana dari segala macam kejadian dan peristiwa. Setiap peristiwa yang sudah terjadi, bagi seorang muslim merupakan ketetapan Allah yang sangat indah. Karena disitulah letak ukuran dan ujian kualitas taqwa seseorang… Read More..

Kuatkan Iman Kami

Diposting oleh Ayoe Ritma di Kamis, Oktober 04, 2012 0 komentar
BESI itu kuat, tapi API mampu meleburkan'nya. API itu kuat, tapi AIR mampu memadamkan'nya. AIR itu kuat, tapi AWAN mampu menyerap'nya. AWAN itu kuat, tapi ANGIN mampu menolak'nya. ANGIN itu kuat, tapi BUKIT mampu menghalangi'nya. BUKIT itu kuat, tapi MANUSIA mampu menghancurkan'n ya. MANUSIA itu kuat, tapi NAFSU mampu menundukan'nya. NAFSU itu kuat, tapi IMAN mampu mengalahkan'nya. Tapi bila IMAN KUAT tiada apa yang mampumengalahkan'nya. Ya ALLAH.. Kuatkan IMAN kami di mana saja kami berada. Aamiin... Read More..
 

Persahabatan Latansa Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal