Alhamdulillah saya dapat artikel bermanfaat dari salah seorang sahabar FB, makasih bnget ya artikelnya, meski saat ni saya belum sampai pada jenjang tersebut tapi artikel ini sangat bermanfat untuk saya dimasa depan..amin,
Nah kesempatan ini saya ingin berbagi juga buat sahabat bloger, terutama para istri, semoga bisa bermanfaat juga..artikelnya berjudul "Do'a Istri Modal Jihad Suami"
Do’a adalah senjata, do’a adalah bukti begitu kecilnya kita sebagai hamba.
Tidak pantas kita menyombongkan diri karena hanya kepada Allah sajalah
kita memohon pertolongan dan perlindungan.
Apalagi do’a seorang istri kepada suami, seperti kisah Nabi Ayub as.
Ia diuji dengan bencana yang menimpa fisiknya.
Tubuhnya tidak menyisakan satu lobang jarumpun yang sehat.
Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat menolongnya, selain istrinya yang
tetap memelihara cintanya karena Allah.
Istrinya selalu melayaninya dan selalu mendo’akan sang suami untuk kesembuhannya,
maka Allah mengabulkan do’anya, memperkenankan permohonannya.
Lalu Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk bangkit dan menjejakkan kakinya ke tanah
dan Allah mengeluarkan mata air dari dalam tanah dan menyuruhnya mandi dengan air itu. Lalu, Allah menghilangkan seluruh penyakit yang ada di tubuhnya.
Itulah buah dari do’a istri yang sholehah.
Do’a Perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat
daripada lelaki, ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab Baginda,
“Ibu lebih penyayang dari pada Bapa, dan do’a orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.
Saya jadi teringat diskusi kecil dimalam hari, suami saya protes karena saya dua
hari kemarin tidak mendo’akannya karena biasanya setiap hari saat berangkat kerja
saya selalu mendo’akan suami tercinta agar dimudahkan segala urusannya dan sebetulnya
ini sudah menjadi kesepakatan bersama waktu syuro malam pertama, memang malam pertama
kami habiskan untuk syuro dari mulai agenda evaluasi proses, panggilan sayang, ekonomikeluarga hingga saling mendo’akan saat berpisah baik itu liqo, rapat atau kegiatan dakwahdan kepergian jihadnya.
Dua hari kemarin saya tidak melakukan ritual perpisahan, soalnya lagi memendam perasaan kecewa dan sebel terhadap suami maklum lagi baby blues kali..kan
kalo habis melahirkan rada sensi. Suami saya menceritakan, ”Ummi dua hari ini tidak do’ain Abi, hari pertama hampir syahid tabrakan hingga spion patah, hari kedua ban pecah hingga dua kali berturut-turut, besok hari ketiga ga apa-apa tidak dido’ain tapi kalo syahid minta di ikhlaskan”.
Saya beristighfar dan terbengong-bengong antara percaya gak percaya dan merasa bersalah juga sampai beliau harus mengalami hal seperti itu.
Apakah sebegitu dahsyatnya keampuhan do’a istri kepada suami.
Kepergian suami di pagi hari dalam rangka mencari nafkah dituliskan sebagai pahala jihad oleh Allah SWT, maka apa salahnya dan seberapa sulitnya sebagai istri melayani dan mempersiapkan segala keperluannya, karena Allah menjanjikan dalam HR Bukhari-Muslim :
“Barang siapa menyiapkan perlengkapan orang yang akan berjihad di jalan Allah,
maka ia pun dinilai seperti orang yang berjihad”.
Nah, para istri yang ingin setiap hari dapat pahala jihad layani suami anda dengan sebaik-baiknya, ingatkan kalo waktunya syuro, liqo, dan kegiatan dakwah lainnya dan jangan lupa antarkan kepergiannya dengan senyuman dan ucapkan do’a :
“Zawadakillahu Taqwa Wa Ghafara Dzanbaki Wa Yasara Laki Haitsu Ma Kunti”
artinya : Semoga Allah menambahkan ketaqwaan kepadamu, mengampuni dosamu dan melancarkan segala urusanmu dimana saja.
Agar suami anda berangkat jihad dengan lapang dan penuh semangat.
Wallahu’alam (Ummu Faiha).
Read More..